KATARAK
PENYEBAB:
Faktor genetik sering merupakan penyebab katarak kongenital
dan riwayat keluarga positif juga mungkin memainkan peran dalam predisposisi
seseorang untuk katarak pada usia sebelumnya, fenomena "antisipasi"
dalam pra-pikun katarak. Katarak juga dapat dihasilkan oleh cedera mata atau
trauma fisik. Sebuah studi antara pilot Icelandair menunjukkan pilot maskapai penerbangan komersial tiga kali lebih mungkin untuk mengembangkan katarak dibandingkan orang dengan non-terbang pekerjaan. Hal ini diduga disebabkan oleh paparan berlebihan terhadap radiasi yang berasal dari luar angkasa.
Katarak juga luar biasa umum pada orang yang terkena radiasi inframerah, seperti glassblowers yang menderita "sindrom pengelupasan". Paparan radiasi gelombang mikro dapat menyebabkan katarak. Kondisi atopik atau alergi juga dikenal untuk mempercepat perkembangan katarak, terutama pada anak-anak.
Katarak dapat parsial atau lengkap, stasioner atau progresif, keras atau lembut.
Beberapa obat dapat menginduksi perkembangan katarak, seperti kortikosteroid dan ezetimibe dan Seroquel.
CARA
PENGOBATANNYA:
Saat
ini, setidaknya ada tiga macam teknik operasi katarak, yaitu:
1.
Fakoemulsifikasi.
Teknik operasi ini paling banyak digunakan. Keuntungannya adalah lama operasi
lebih singkat, yaitu kurang dari 30 menit. Selain itu, membutuhkan obat pemati
rasa lebih sedikit dan tidak perlu penjahitan. Pada fakoemulsifikasi, dengan
menggunakan mikroskop operasi, ahli bedah mata akan melakukan sayatan yang
sangat kecil pada permukaan mata, dekat dengan kornea. Kemudian, melalui
sayatan tersebut dimasukkan bilah ultrasonik. Bilah tersebut akan bergetar dan
menghancurkan lensa mata yang telah mengeruh. Lensa yang telah hancur
berkeping-keping kemudian diisap keluar, juga melalui bilah ultrasonik
tersebut. Setelah semua sisa lensa dikeluarkan, dipasang sebuah lensa buatan
pada posisi yang sama dengan posisi lensa mata sebelumnya.
2.
Pembedahan ekstrakapsuler.
Cara ini umumnya dilakukan pada katarak yang sudah parah, dimana lensa mata
sangat keruh sehingga sulit dihancurkan dengan teknik fakoemulsifikasi. Selain
itu, juga dilakukan pada tempat-tempat dimana teknologi fakoemulsifikasi tidak
tersedia. Teknik ini membutuhkan sayatan yang lebih lebar, karena lensa harus
dikeluarkan dalam keadaan utuh. Setelah lensa dikeluarkan, lensa buatan
dipasang untuk menggantikan lensa asli, tepat di posisi semula. Teknik ini
membutuhkan penjahitan untuk menutup luka. Selain itu perlu penyuntikan obat
pemati rasa di sekitar mata.
3.
Pembedahan intrakapsuler.
Teknik ini membutuhkan sayatan yang lebih besar lagi dibandingkan dengan teknik
ekstrakapsuler. Pada teknik ini, ahli bedah akan mengeluarkan lensa mata
beserta selubungnya. Berbeda dengan kedua teknik sebelumnya, pemasangan lensa
mata buatan pada teknik pembedahan intrakapsuler bukan pada tempat lensa mata
sebelumnya, tapi ditempat lain yaitu di depan iris. Teknik ini sudah jarang
digunakan. Walaupun demikian, masih dilakukan pada kasus trauma mata yang
berat.
No comments:
Post a Comment