PENGERTIAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
1. Pengertian
Belajar
Belajar adalah sebuah keinginan untuk mencapai kepandaian atau
ilmu.
Menurut Hilgrad dan Bower, Belajar memiliki pengertian
memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, mengingat dan mendapatkan informasi
atau menemukannya.
Menurut Cronbach, Belajar yang terbaik adalah melalui
pengalaman. Dengan pengalaman individu dapat menggunakan seluruh panca
inderanya.
Menurut Morgan dkk, Belajar merupakan proses yang dapat
menyebabkan perubahan tingkah laku disebabkan adanya reaksi terhadap suatu
situasi tertentu atau adanya proses internal yang terjadi dalam diri individu.
2. Pengertian
Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah,
mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar
dilakukan oleh peserta didik atau murid. (DR. H Syaiful Sagala, M.Pd.,2008).
Pembelajaran
juga bisa diartikan sebagai upaya proses membangun pemahaman siswa.
Pembelajaran disini lebih menekankan pada bagaimana upaya guru untuk mendorong
atau memfasilitasi siswa dalam belajar.
Istilah
pembelajaran berkaitan dengan istilah mengajar dalam pengertian kualitatif
menurut Biggs. Biggs (Syah, 1997) membagi konsep mengajar dalam tiga macam
pengertian, yakni:
1.
Pengertian kuantitatif, mengajar berarti
the transmission of knowledge, yakni mengajar merupakan suatu proses transmisi
pengetahuan.
2.
Pengertian institusional, mengajar
diartikan sebagai the efficient orchestration of teaching skills, yakni
penataan segala kemampuan mengajar secara efisien.
3.
Pengertian kualitatif, mengajar
diartikan sebagai the facilitation of learning, yakni upaya membantu memudahkan
kegiatan belajar siswa.
Menurut Wrightman, Peranan guru didalam proses
pembelajaran merupakan serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang
dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan
perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya.
Kompetensi guru yang merupakan suatu hal yang
menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang baik secara kualitatif maupun
kuantitatif. Sedangkan tugas guru merupakan jabatan atau profesi yang
memerlukan keahlian khusus sebagai guru.
3. Ciri-ciri
dan Prinsip Belajar Pembelajaran
Ø Ciri-ciri belajar pembelajaran antara lain:
a)
Belajar
ditandai dengan adanya perubahan perilaku pada diri individu.
b)
Perubahan
perilaku relatif permanen pada waktu-waktu tertentu tetapi tidak terpancang
seumur hidup.
c)
Perubahan
perilaku tidak harus segera diamati pada saat proses berlangsung, karena
perubahan perilaku tersebut bersifat potensial.
d)
Perubahan
perilaku merupakan hasil latihan atau pengalaman.
e)
Pengalaman
dan latihan dapat memperkuat dorongan untuk merubah perilaku.
Ø
Prinsip-prinsip
belajar pembelajaran antara lain:
a) Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar
bukan orang lain.
b) Setiap siswa harus belajar sesuai dengan kemampuannya.
c) Siswa akan dapat belajar dengan baik, jika mendapat
penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar
mengajar.
d) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang
dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih berarti.
e) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia
diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.
4. Tujuan Belajar dan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu, baik bagi guru maupun
siswa. Nana Syaodih Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 manfaat dari tujuan
pembelajaran, yaitu:
Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara lebih mandiri, memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar, membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran, memudahkan guru mengadakan penilaian.
Dalam Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang Standar Proses disebutkan bahwa tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran, menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran (standar) untuk mengukur prestasi belajar siswa.
Tujuan belajar menurut Bloom, siswa belajar berarti menggunakan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik terhadap lingkungannya. Ranah kognitif terdiri dari enam jenis perilaku, sebagai berikut:
Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara lebih mandiri, memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar, membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran, memudahkan guru mengadakan penilaian.
Dalam Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang Standar Proses disebutkan bahwa tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran, menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran (standar) untuk mengukur prestasi belajar siswa.
Tujuan belajar menurut Bloom, siswa belajar berarti menggunakan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik terhadap lingkungannya. Ranah kognitif terdiri dari enam jenis perilaku, sebagai berikut:
1) Pengetahuan, yang berkenaan dengan ingatan tentang fakta, peristiwa,
pengertian, kaidah, teori, prinsip atau metode.
2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang
dipelajari.
3) Penerapan, kemampuan mengaplikasi yang mencakup kemampuan menerapkan
metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.
4) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam
bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.
Misalnya dapat menguraikan sebab-sebab terjadinya sesuatu, dan memahami
hubungan antar bagian-bagiannya.
5) Sintesis, adalah proses memadukan bagian-bagian atau unsure-unsur secara
logis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya kemampuan
menyusun program kerja.
6) Evaluasi, mencakup kemampuan
membentuk pendapat, menilai, dan menentukan keputusan tentang suatu hal
berdasarkan criteria tertentu. Misalnya kemampuan menilai hasil karangan.
TEORI
PERKEMBANGAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
1.
Pengertian
Teori Perkembangan
Teori adalah pernyataan-pernyataan tentang sebuah
konsep yang tersusun secara terintegrasi yang berfungsi sebagai acuan saat
harus menyebut atau mendeskripsikan, saat membuat prediksi dan saat menjelaskan
sebuah fenomena atau sebuah perilaku yang muncul.
Kriteria Teori Perkembangan ada 3 adalah sebagai berikut :
1.
Fokus
pada perubahan dengan berlalunya waktu.
2.
Teori
perkembangan harus kita pelajari sebagai upaya untuk mengetahui tahapan-tahapan
hidup manusia.
3.
Menjelaskan
atau berhubungan dengan perubahan yang terjadi dalam waktu tertentu dalam 1
atau lebih perilaku atau aktivitas psikologis. ( thought, language, social
behaviour,
perception).
Upaya perubahan
dalam konteks perkembangan ini para ahli psikologi mengungkapkan berbagai
konsepsi yang menggambarkan mekanisme perubahan yang dialami manusia sepanjang
masa perkembangannya. Dalam menerapkan teori di masyarakat, tidak dianjurkan
untuk sepenuhnya mengikuti salah satu konsep secara murni, mengingat tidak ada
konsep yang berlaku obyektif untuk semua kondisi perkembangan manusia. Dalam
proses pembelajaran apabila kita mengambil teori tertentu, maka kita akan
mengambil seluruh perangkat pemahaman tentang pernyataan perkembangan yang
harus dinyatakan, metode untuk mempelajari hal tersebut dan apa sifat
perkembangan.
2.
Pengertian
Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Dengan kata lain, pembelajaran adalah
proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Namun, pembelajaran
mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai
konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta
didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu
objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan
sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta
didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu
pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya
interaksi antara pengajar dengan peserta didik.
Pembelajaran
yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas
pengajar. Pembelajaran yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar
yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan
pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap
dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik,
ditunjang fasilitas yang memadai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat
peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.
3.
Macam-macam
Teori Perkembangan sebagai Landasan Pembelajaran
1.
Teori
Nativisme (Teori yang berorientasi pada Biologi
Teori Nativisme adalah menekankan kemampuan
dalam diri anak sehingga faktor lingkungan termasuk faktor pendidikan kurang
berpengaruh terhadap perkembangan anak dalam proses pembelajaran. Arthur
Schopenhaur (Jerman 1788-1860)
Teori Nativisme berpandangan segala sesuatunya ditentukan
oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir.Oleh karena itu, hasil akhir
pendidikan ditentukan oleh pembawaan yang sudah dibawa sejak lahir. Maka keberhasilan pendidikan
ditentukan oleh anak didik itu sendiri.
Pendidikan yang tidak sesuai
dengan bakat dan pembawaan anak didik tidak akan berguna untuk
perkembangan anak itu sendiri. Walaupun dalam
pendidikan tersebut diterapkan dengan keras maupun secara lembut, anak akan
tetap kembali kesifat atau bakat dari bawaannya. Begitu juga dengan faktor
lingkungan, sebab lingkungan itu tidak akan berdaya mempengaruhi perkembangan
anak.
Anak tumbuh dan berkembang
tidak dipengaruhi oleh lingkungan pendidikan baik
lingkungan sekitar yang ada maupun
lingkungan yang direkayasa orang dewasa yang disebut sebagai pendidikan. Oleh
karena itu anak akan berkembang sesuai dengan pembawaannya bukan oleh
kekuatan-kekuatan dari luar.
Teori Nativisme dan pendidikan tidak mempunyai
hubungan serta tidak saling terkait antara yang satu dengan lainnya.Oleh sebab
itulah Teori Nativisme ini dianggap teori pesimistis, karena menerima
kepribadian anak sebagaimana adanya tanpa kepercayaan adanya nilai-nilai pendidikan
yang dapat ditanamkan untuk merubah kepribadiannya.
2.
Teori Empirisme (Teori
Lingkungan)
Teori Empirisme bertentangan dengan
Teori Nativisme. Empirisme berarti pengalaman. Teori Empirisme adalah “Tabula
Rasa” yaitu anak lahir di dunia bagaikan kertas putih yang bersih.Teori ini
berpendapat bahwa anak manusia itu lahir
dalam keadaan suci dalam pengertian anak bersih tidak membawa apa-apa. Karena
itu, pendidikan
memegang peranan penting, sebab pendidikan menyediakan lingkungan yang
sangat ideal kepada anak-anak. Lingkungan itu akan diterima anak sebagai
sejumlah pengalaman yang telah disesuaikan dengan tujuan pendidikan. John Locke (1704-1932)
Teori Empirisme mementingkan
stimulasi eksternal dalam perkembangan peserta didik.Pengalaman belajar yang
diperoleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang
berupa stimulan-stimulan.Stimulasi ini berasal dari alam bebas ataupun
diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk program pendidikan.
Pengalaman empiris yang diperoleh
dari lingkungan akan berpengaruh besar dalam menentukan perkembangan anak.Seorang
pendidik memegang peranan penting terhadap keberhasilan belajar peserta
didiknya. Dapat dipahami pula bahwa keberhasilan belajar peserta didik menurut
teori ini adalah lingkungan sekitarnya.
3.
Teori Konvergensi
Teori Konvergensi yang artinya bersifat menuju satu titik
pertemuan.Teori ini berpandangan bahwa perkembangan individu itu baik dasar
(bakat, keturunan) maupun lingkungan, kedua-duanya memainkan peranan penting.
Teori konvergensi adalah seorang anak dilahirkan di dunia disertai
pembawaan baik maupun pembawaan buruk. William Stern (1871-1939)
Bakat yang dibawa anak sejak kelahirannya tidak
berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk
perkembangan bakat itu. Dalam proses belajar peserta didik tetap
memerlukan bantuan seorang pendidik untuk mendapatkan keberhasilan dalam
pembelajaran. Teori ini menggabungkan
antara pembawaan sejak lahir dan lingkungannya yang menyebabkan anak
mendapatkan pengalaman.
Hal tersebut dibenarkan bahwa
penentuan kepribadian seseorang ditentukan oleh kerja yang integral antara
faktor internal (potensi bawaan) maupun faktor eksternal (lingkungan
pendidikan).
4.
Teori
Naturalisme
Naturalisme artinya,
alam, tabiat dan
pembawaan.
Teori ini juga dinamakan negativisme ialah teori
yang meragukan pendidikan untuk perkembangan seseorang karena dia dilahirkan
dengan pembawaan yang baik. Teori Naturalise adalah pada
hakekatnya semua anak (manusia) sejak dilahirkan adalah baik. Bagaimana hasil
perkembangannya kemudian sangat ditentukan oleh pendidikan yang diterimanya
atau yang mempengaruhinya. Ngalim Purwanto
Naturalisme adalah semua
anak baik pada waktu baru datang dari tangan Sang Pencipta, tetapi semua
menjadi rusak di tangan manusia. J.J Rousseau 1712-1778. Oleh
karena itu, sebagai pendidik Rousseau mengajukan pendidikan alam artinya, anak
hendaklah dibiarkan tumbuh berkembang sendiri menurut alamnya manusia
atau masyarakat jangan banyak mencampurinya.
5.
Teori Interaksionisme
Menurut Piaget
cara-cara berpikir tertentu sangat sederhana bagi seorang dewasa, tidaklah
sesederhana pemikiran yang dilakukan seorang anak.Terdapat batas-batas tertentu
pada anak atas materi yang dapat diajarakan pada satu waktu tertentu dalam masa
kehidupan anak tersebut.
Teori
Piaget menganggap perkembangan sepanjang waktu sebagai sebuah kemajuan tingkat.
Ia percaya bahwa semua orang muda melalui empat tingkat perkembangan
kognitif yang sama dalam masa perkembangannya. Selanjutnya, mereka
melalui tingkat-tingkat yang sama dengan cara yang sungguh sama.
Dibawah ini adalah tabel perkembangan kognitif versi Piaget:
Tingkat
|
Usia
yang sesuai
|
Karakter
|
Sensomotor
|
0-2
tahun
|
Mulai menggunakan imitasi (meniru), memori,
dan pikiran mulai mengetahui bahwa objek tidak sirna ketika hilang,
berubahnya dari tindakan refleks menuju tindakan yang terarah
|
Pra-Operasional
|
2-7
tahun
|
Mulai berkembangan bahasa dan kemampuan
berpikir dengan bentuk simbolis
Mampu memikirkan operasi secara logis
Memiliki kesulitan mengetahui sufut pandang
orang lain
|
Operasional
Konkrit
|
7-11
tahun
|
Mampu memecahkan masalah-masalah konkrit
dengan cara logis
Memahami hukum perlindungan
|
Operasional
Formal
|
11-15
tahun
|
Mampu memecahkan masalah abstrak dengan cara
logis
Pemikiran menjadi lebih ilmiah
Mengembangkan terhadap isu-isu sosial
|
6.
Teori
Psikodinamika
Teori
Psikodinamika adalah teori yang berupaya menjelaskan hakekat dan perkembangan
kepribadian.Unsur-unsur yang utama dalam teori ini adalah motivasi, emosi, dan
aspek-aspek internal lainnya.Teori ini mengasumsikan bahwa kepribadian
berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-spek psikologi
tersebut.Yang umumya terjadi pada masa kanak-kanak dini. Para teoritisi psikodinamik
percaya bahwa perkembangan merupakan suatu proses aktif dan dinamis yang sangat
dipengaruhi oleh dorongan-dorongan atau impuls-impuls individual yang dibawa
sejak lahir serta pengalaman-pengalaman sosial dan emosional mereka.
Perkembangan seorang anak terjadi pada serangkaian tahap.Pada masing-masing
tahap anak mengalami konflik-konflik internal yang harus diselesaikan sebelum
memasuki tahap berikutnya.Teori Psikodinamik dalam psikologi perkembangan
banyak dipengaruhi oleh Sigmund Freud dan Eric Erikson.
Kelemahan
teori ini adalah tidak dapat dibuktikan secara empirc.Teori ini menitik
beratkan pada perkembangan sosio-afektif. Jadi kalau seksualitas ditekan karena
norma pendidikan orang tua, maka agresi akan ditekan juga. Hal ini mempunyai
pengaruh yang menentukan bagi perkembangan kepribadian anak.
No comments:
Post a Comment